Sobat “diatas40” pasti tidak asing mendengar kata hobi koleksi perangko atau disebut Filateli. Jika kita tarik romantisme masa remaja, Sobat “diatas40” pasti pernah merasakan sensasi perasaan menunggu menerima surat balasan dari orang tua, teman kerabat. Perasaan hati semakin bergelora ketika menanti surat dari seorang pacar tersayang yang tinggal jauh jarak untuk pertemuan.
Hobi filateli adalah kegiatan mengumpulkan, mempelajari, menyelidiki, dan menyimpan perangko atau materai pos dari berbagai negara atau wilayah. Orang yang menggeluti hobi ini disebut filatelis. Kata “filateli” berasal dari bahasa Yunani “philos” yang berarti “cinta” dan “atelēs” yang berarti “bea cukai” atau “pos.”
Para filatelis mengumpulkan perangko dari berbagai era, negara, dan tema yang berbeda. Koleksi mereka bisa mencakup perangko dari zaman dahulu hingga yang paling mutakhir, mencakup periode sejarah, budaya, tokoh terkenal, kejadian penting, alam, seni, dan banyak lagi. Banyak filatelis menikmati menyusun koleksi mereka dengan sistematis, menggunakan album khusus dan pengaturan berdasarkan kriteria tertentu seperti tanggal, negara, atau tema.
Selain itu, hobi filateli juga mencakup berpartisipasi dalam pertukaran perangko dengan filatelis lain, menghadiri pameran filateli, dan bergabung dalam klub atau komunitas yang berbagi minat yang sama. Hobi ini merupakan cara yang menarik dan mendidik untuk menjelajahi dunia melalui koleksi perangko yang beragam dan penuh makna.
Hobi filateli tidak hanya tentang mengumpulkan perangko semata, tetapi juga tentang mempelajari sejarah dan kebudayaan yang terkait dengan masing-masing perangko. Para filatelis akan mencari informasi tentang perangko yang mereka miliki, termasuk tanggal penerbitan, desain, percetakan, dan cerita di balik perangko tersebut.
- Komunitas Filateli Indonesia
Komunitas filateli Indonesia sudah ada sejak sebelum kemerdekaan, seperti halnya perangko pada masa kolonial. Komunitas filateli di Indonesia mulai tumbuh pada 29 Maret 1922. Postzegelverzamelaars Club Batavia, sebuah klub filateli di Batavia, pada saat itu didirikan oleh sekelompok pecinta perangko. Pada tanggal 29 Maret 1922, pemerintah setempat mengakui asosiasi ini. Setelah itu, beberapa organisasi filateli didirikan di seluruh Indonesia. Pada tanggal 15 Agustus 1940, organisasi-organisasi regional ini bergabung membentuk Nederlandsch Indische Vereniging van Postzegel Verzamelaars, sebuah gerakan yang terkoordinasi secara nasional, sebagai kelanjutan dari Postzegelverzamelaar Club Batavia.
Nama organisasi diubah menjadi Algemene Vereniging Voor Philatelisten. Menyusul Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Organisasi ini merupakan cikal bakal berdirinya Perhimpunan Filatelis Indonesia pada tahun 1953. Sejak tahun 1965 hingga 1985, Perhimpunan Filatelis Indonesia dikenal dengan nama Perhimpunan Filatelis Indonesia (PFI). Indonesia bergabung dengan Federation International de Philatelie (FIP) yang berbasis di Swiss pada tahun 1969.
Indonesia dan sejumlah anggota FIP lainnya di kawasan Asia mendirikan Federation of Inter-Asian Philately (FIAP) pada tahun 1974, yang mencakup organisasi perhimpunan filateli di kawasan Asia-Pasifik. Kantor pusat perusahaan berada di Singapura. PFI tidak pernah menjadi organisasi politik, melainkan organisasi hobi seluruh Indonesia yang nirlaba.
- Komunitas Kolektor Perangko Indonesia
Salah satu Komunitas Kolektor Perangko Indonesia (KKPI) adalah organisasi nirlaba independen yang bergerak di bidang hobi mengoleksi prangko dan/atau filateli lainnya yang memiliki kepentingan nasional. Kegiatan KKPI untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan anggota antara lain menyelenggarakan pameran filateli, ceramah, seminar, rapat, dan acara sejenis; memudahkan anggota untuk memperoleh dan mengumpulkan benda-benda filateli; mendorong tumbuhnya kegiatan yang mendukung dan mendukung hobi mengoleksi perangko baik secara langsung maupun tidak langsung/melalui media internet.
Para kolektor perangko biasanya tertarik untuk menyusun dan memelihara koleksi perangko dengan cermat untuk nilai historis, seni, dan nilai moneter. Beberapa alasan utama orang memiliki hobi ini termasuk:
- Nilai sejarah: Perangko sering mencerminkan gambaran sejarah, budaya, dan peristiwa penting dari negara asal mereka. Mereka dapat menjadi cerminan perkembangan sosial, politik, dan ekonomi suatu bangsa.
- Seni dan desain: Banyak perangko memiliki desain indah dan artistik, sering kali mencakup gambar-gambar yang menggambarkan kekayaan alam, tokoh-tokoh terkenal, atau simbol-simbol nasional.
- Penghargaan nilai: Beberapa perangko langka memiliki nilai yang sangat tinggi di pasar koleksi, membuat filateli menarik bagi para investor atau kolektor yang mencari investasi jangka panjang.
- Pengetahuan dan pendidikan: Hobi ini mendorong orang untuk mempelajari tentang negara lain, bahasa, budaya, dan geografi karena perangko dari berbagai negara memiliki ciri khasnya sendiri.
- Komunitas: Kolektor perangko sering bergabung dalam klub atau organisasi filateli, yang memberikan kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang dengan minat serupa dan berbagi pengetahuan serta pengalaman.
Dalam kegiatan filateli, para kolektor akan mencari perangko baru yang menarik, mengorganisir dan mengkategorikan koleksi mereka, serta melakukan riset untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang setiap perangko yang dimiliki. Hobi ini dapat menjadi cara yang sangat memuaskan untuk belajar tentang dunia dan sejarah, sambil menikmati kesenangan dalam menyusun dan mengamati koleksi yang berkembang seiring waktu.
- Perangko Pertama di Indonesia
Perangko awal di Hindia Belanda dicetak di Belanda, bukan di Indonesia. Perangko pertama dicetak pada tanggal 1 April 1864, ketika Indonesia masih menjadi jajahan pemerintah Hindia Belanda. Ada banyak perjalanan surat antara Belanda dan koloninya, khususnya Indonesia pada saat itu. Pemerintah Hindia Belanda juga memproduksi perangko sebagai alat pembayaran yang sah untuk surat pos. Perangko pertama berwarna merah anggur dimana Raja Belanda Willem III digambarkan dalam bingkai persegi. Di bagian atas prangko ada tulisan 10 sen, sedangkan di bagian bawah ada tulisan Postzegel. Tulisan Nederl ada di sebelah kiri, dan tulisan Indie ada di sebelah kanan. Karya seni prangko tersebut dibuat oleh TW Kaiser di Amsterdam. Tentu saja, perangko asli Hindia Belanda kini sudah langka dengan usia lebih dari 159 tahun. Beberapa museum perangko, termasuk Museum Perangko Taman Mini Indonesia Indah (TMII) masih menyimpan perangko lama.
Perangko pertama yang dikeluarkan oleh pemerintah Republik Indonesia tentunya sebelum zaman penjajahan. Segera setelah Soekarno memproklamasikan kemerdekaan, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan perangko untuk menggantikan perangko Belanda yang sebelumnya digunakan untuk pengiriman surat.
Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan perangko pertama untuk memperingati setengah jalan kemerdekaan dan sebagai lambang kemerdekaan Indonesia dari penjajahan. Perangko itu bergambar banteng dan bendera merah putih. Di bagian atas, tertulis Indonesia Merdeka. Ada juga tanggal kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945, tertulis di sana. Tulisan Repoeblik ada di sebelah kiri dan tulisan Indonesia ada di sebelah kanan. Pada saat itu, perangko itu bernilai 20 sen. Menurut laporan, mantan Presiden Soekarno memberi perintah kepada PT Pos Indonesia untuk memproduksi perangko bergambar banteng menarik rantai merupakan akhir dari era kolonial Indonesia.
Sejak itu, pemerintah Indonesia terus menggunakan perangko sebagai simbol perjuangan dan pengingat sejarah negara. Misalnya, prangko yang dibuat untuk menunjukkan kedaulatan Republik Indonesia yang saat itu terancam direbut kembali oleh Belanda, dirilis pada 1 Desember 1946 di Yogyakarta. Selain itu, pada April 1955, perangko peringatan Konferensi Asia Afrika dikeluarkan bersamaan dengan konferensi di Bandung, Jawa Barat. Perangko yang menggambarkan bola dunia dan peta kawasan Asia-Afrika, menandai dimulainya perlawanan bangsa-bangsa terhadap imperium global.
Filateli di era digital saat ini, banyak kolektor filateli juga berkumpul dalam grup-grup filateli di platform media sosial seperti Facebook dan WhatsApp. Grup-grup ini menjadi tempat bagi kolektor untuk berinteraksi, bertukar informasi, dan menunjukkan koleksi mereka.
Jika Anda tertarik dalam filateli, bergabung dengan salah satu komunitas ini bisa menjadi langkah yang bagus untuk meningkatkan pengalaman dan pengetahuan Anda dalam hobi ini.