Melacak Jejak Perkembangan Sepeda Sebagai Alat Transportasi

Sobat “diatas40” hobi bersepeda selain menyehatkan badan juga memberi rasa senang dan berbagi kebahagiaan saat bersepeda bersama. Selain bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan otot, bersepeda secara rutin juga bisa melatih keseimbangan dan koordinasi tubuh. Manfaat lain dari bersepeda yaitu dapat mengontrol berat badan agar tetap ideal. Bersepeda membantu membakar kalori serta meningkatkan metabolisme.

Sepeda onthel dikenal sangat dekat dengan masyarakat Indonesia, wajar saja perjalanan sepeda onthel di tanah air sudah ada sejak zaman Hindia Belanda hingga pada tahun 1940-an yang kala itu masih didatangkan langsung dari negara Belanda. Sepeda onthel banyak dipakai oleh masyarakat perkotaan Indonesia dari zaman penjajahan Belanda hingga tahun 1950an, 1960an, hingga 1970an. Kemudian pada tahun 1970an sepeda onthel mulai digeser oleh sepeda jengki yang berukuran lebih serasi dari ukuran tinggi maupun panjangnya dan juga tidak dibedakan desainnya untuk pengendara pria maupun wanita. Sepeda jengki yang cukup populer pada masa itu adalah merek Phoenix dari China. Selanjutnya, pada tahun 1980 an sepeda jengki juga mulai tergeser oleh sepeda MTB sampai sekarang.

Di Indonesia, perkembangan sepeda banyak dipengaruhi oleh kaum penjajah, terutama Belanda. Mereka memboyong sepeda produksi negerinya untuk dipakai berkeliling menikmati segarnya alam Indonesia. Kebiasaan itu menular pada kaum pribumi berdarah biru. Akhirnya, sepeda jadi alat transport yang bergengsi.

Pada masa berikutnya, saat peran sepeda makin terdesak oleh beragam teknologi yang disandang kendaraan bermesin (mobil dan motor), sebagian orang mulai tertarik untuk melestarikan sejarah lewat koleksi sepeda antik. Rata-rata, sepeda lawas mereka keluaran pabrikan Eropa. Angka tahunnya antara 1940 sampai 1950-an. Dan mereka sangat cermat dalam merawatnya.

Pasa masa kini, sepeda lawas alias kuno makin banyak diminati. Selain sebagai hobi, juga kadang sebagai aset karena semakin kuno akan semakin langka dan mahal. Pemilik anggota klub sepeda ontel kebanyakan memiliki sepeda yang jauh lebih kuno dan di dominasi oleh buatan Eropa, terutama Belanda dan Inggris. Kini juga banyak klub-klub dan komunitas sepeda kuno dari berbagai daerah di Indonesia, tersebar dari Sabang hingga Merauke yang jumlahnya ratusan komunitas, itupun hanya yang sempat terpantau dan terdaftar, belum lagi masih banyak yang tidak terdaftar atau ikut organisasi dibawah naungan KOSTI atau singkatan dari Komunitas Sepeda Tua Indonesia

SEJARAH SEPEDA

Sobat “diatas40” penghobi sepeda, mungkin ada yang belum tahu tentang sejarah sepeda dari awal penemuan hingga berwujud sepeda modern seperti saat ini. Sejak awal penemuan sepeda hingga saat ini, sepeda terus mengalami inovasi dan telah menjadi salah satu alat transportasi yang paling andal, ramah lingkungan, dan populer di dunia. Sejarah sepeda lawas bermula di Eropa.

  1. Sekitar tahun 1790, sebuah sepeda pertama berhasil dibangun di Perancis oleh Monsieur Chevalier Comte Mede de Sivrac. Cikal bakal sepeda ini diberi nama Celeriferes. Tetapi bentuknya masih jauh dengan sepeda yang kita temui saat ini, dikarenakan bentuk sepeda terbuat dari kayu ini masih berbentuk binatang seperti kuda, sapi, burung, buaya dan hewan lainnya. Sepeda ini hanya bisa berjalan lurus belum mempunyai pedal dan setang kemudi yang ada hanya dua roda pada sebuah rangka kayu, cara menggunakannya dengan menjejakan langkah kaki ke tanah.
Sumber : foto flickr.com
  1. Penemuan fenomenal dalam kisah masa lalu sepeda tercipta berkat Baron Karl Von Drais. Von Drais yang tercatat sebagai mahasiswa matematik dan mekanik di Heidelberg, Jerman berhasil melakukan terobosan penting, yang ternyata merupakan peletak dasar perkembangan sepeda selanjutnya. Sepeda Draisienne dipercaya sebagai cikal bakal sepeda yang kita temui saat ini. Sepeda ini dirancang oleh Baron Von Drais de Saubrun tidak berwujud binatang lagi. Pada tahun 1817 sepeda ini diperkenalkan di Paris Perancis. Sebagian besar bahan sepeda terdiri dari kayu. Cara kerjanya masih dengan menjejekkan kari ke tanah dan sepeda ini belum punya mekanisme sepeda zaman sekarang yakni belum ada batang kemudi dan sistem pedal. Sepeda Drais diperkenalkan di Inggris dan kemudian mendapat julukan “Dandy Horse atau Hobby Horse”. Pada tahun 1842 roda sepeda ini mulai menggunakan lapisan ban karet padat, rekor kecepatan mencapai 15 km/jam. Ia sendiri menyebut kendaraan ini dengan nama, Draisienne. Beritanya sendiri dimuat di koran lokal Jerman pada 1817.
Sumber : polskieradio.pl
  1. Kirkpatrick Macmillan seorang pandai besi yang berasal dari Skotlandia memikirkan suatu cara agar Draisine / Danddy Horse bisa digerakkan tanpa kaki menyentuh tanah, Macmillan membuat prototipe Dandy Horse ciptaannya sendiri yang dapat digerakkan dengan pedal pada tahun 1839 dengan rangka velg besi dan roda yang masih terbuat kayu, cara kerja sistem pedalnya masih berbeda dengan pedal sepeda yang kita kenal saat ini, tidak berputar 360 derajat tetapi diayun maju mundur dan terkoneksi dengan batang penghubung (Connecting Rod) untuk menggerakkan roda belakang. MacMillan pun sudah “berani” menghubungkan engkol tadi dengan tongkat kemudi (setang sederhana).
Sumber : foto uniquenews24.com
  1. Kemudian seorang pandai besi lainnya Pierre Michaux (Perancis) mulai membuat sepeda pada tahun 1860 dengan menambahkan sistem engkol dan pedal pada sepeda yang dapat berputar 360 derajat dan terkoneksi langsung dengan roda depan, membentuk Draisine / Dandy Horse menjadi lebih dikenal dengan nama velocipede yang sering dijuluki Boneshaker (Pengguncang-tulang) disekitaran tahun 1869, karena sangat tidak nyaman untuk dikendarai yang disebabkan oleh rangka besi tempa yang kaku dan roda kayu yang dikelilingi ban yang terbuat dari besi. Abad ke-19, berbagai inovasi mengubah bentuk sepeda menjadi lebih maju. Pada tahun 1860, pedal mulai ditempatkan di roda depan sepeda. Selanjutnya, pada tahun 1865, sepeda beroda tiga (tricycle) diperkenalkan, dan pada
Sumber : veloramaroute-nl
  1. James Starley mulai membangun sepeda di Inggris di tahun 1870. Ia memproduksi sepeda dengan roda depan yang sangat besar (high wheel bicycle) sedang roda belakangnya sangat kecil. Sepeda jenis ini sangat populer di seluruh Eropa. Sebab Starley berhasil membuat terobosan dengan mencipta roda berjari-jari dan metode cross-tangent.

Sayangnya, sepeda dengan roda yang besar itu memiliki banyak kekurangan. Ini menjadi dilema bagi orang-orang yang berperawakan mungil dan wanita. Karena posisi pedal dan jok yang cukup tinggi, mereka mengeluhkan kesulitan untuk mengendarainya.

Sumber : rider system.net
  1. Diycle dibuat oleh Otto ECF Inggris pada tahun 1880. Diycle memiliki 2 roda besar yang diletakkan pada bagian kiri kanan atau menyamping. Sepeda dyicle memang terkesan lebih seimbang dan stabil dalam penggunaannya dan memiliki keselamatan yang tinggi dalam pemakaiannya. Oleh karena itu diycle memperoleh popularitas dan pada akhirnya Bermingham Small Arm (BSA) Company memproduksi secara masal.
Sumber : invaluable.com
  1. Pada tahun 1885, John Kemp Starley dari Inggris menciptakan sepeda “Rover Safety Bicycle”, yang menggunakan roda yang sama ukuran dan memiliki rantai penggerak. Inilah yang dianggap sebagai pendahulu sepeda modern. Ia menciptakan sepeda yang lebih aman untuk dikendarai oleh siapa saja pada 1886. Sepeda ini sudah punya rantai untuk menggerakkan roda belakang dan ukuran kedua rodanya sama.
Sumber : invaluable.com
  1. Namun penemuan tak kalah penting dilakukan John Boyd Dunlop pada 1888. Dunlop berhasil menemukan teknologi ban sepeda terbuat dari bahan karet yang bisa diisi dengan angin (pneumatic tire). Dari sinilah, awal kemajuan sepeda yang pesat. Beragam bentuk sepeda berhasil diciptakan. Seperti diketahui kemudian, sepeda menjadi kendaraan yang mengasyikkan.
Sumber : pinterest.com
  1. Dalam abad ke-20 hingga saat ini, sepeda terus mengalami perbaikan dan popularitasnya semakin meningkat. Penggunaan sepeda menjadi semakin luas sebagai alat transportasi pribadi dan sarana olahraga. Selama periode ini, ada juga penemuan seperti rem cengkram dan gigi gigi pada sepeda, yang meningkatkan efisiensi dan kenyamanan bersepeda. Sepeda menjadi semakin populer sebagai alternatif transportasi ramah lingkungan dan untuk gaya hidup yang sehat. Perkembangan teknologi dan material membuat sepeda menjadi lebih ringan, lebih efisien, dan dilengkapi dengan berbagai fitur khusus, seperti sepeda listrik (e-bike) yang menggunakan tenaga listrik untuk membantu pengendara bersepeda.
Sumber : polygonbikes.com

SALAM SEHAT NGGOWES “DIATAS40” DAN JANGAN LUPA BAHAGIA