# Menurut Karakaya dan Kubu ( 1994 ), Ada 3 sumber kegagalan usaha, yaitu :
1. Berkaitan dengan PASAR
- Waktu launching produk yang kurang tepat
- Design produk yang kurang sesuai dengan pasar
- Tidak mengikuti trend yang sedang ada
- Tingkat kebutuhannya kecil dan tidak kontinyu
- Strategi Penjualan yang kurang tepat
2. Berkaitan dengan ASPEK KEUANGAN
- Harga tidak terjangkau pasar ( mahal )
- Kesulitan alur masuk – keluar ( cash flow )
- Piutang macet, tidak ada kecukupan dana
- Hutang terlalu besar
- Keputusan investasi yang salah ( menciptakan beban bunga lebih besar dari laba )
3. Berkaitan dengan MANAJEMEN.
- Manajemen produk, produksi dan kualitas yang kurang bagus
- Lemahnya pengawasan dan supervisi produk
- Manajemen team work yang lemah
- Pengendaian stok yang tidak terawasi
- Kurang tepatnya Manajemen SDM
- Entrepreneur bergaya “One man show”
Selain 3 faktor utama diatas bersumber dari pribadi pengusaha itu sendiri. Sebagai ilustrasi yang umum terjadi adalah keinginan mempunyai bisnis/usaha tapi tidak direncanakan dengan baik, sifatnya memanfaatkan kesempatan atau mengikuti trend yang sedang ada saja.
Biasanya pebisnis pemula hanya mendengar ataupun melihat temannya sukses berbisnis di bidang tertentu dan langsung mengikutinya. Perlu diingat !! bahwa memulai usaha tanpa perencanaan yang matang seperti halnya kita sedang merencanakan kegagalan.
Unsur passion atau minat dasar juga sangat berpengaruh sebagai faktor kegagalan berusaha. Sebagai misal kita mempunyai dana yang cukup dan tertarik dalam berinvestasi di bidang kuliner atau katering.
Setelah dirasa cukup dalam perencanaan awam dengan menggali informasi sana sini maka mulailah usaha tersebut tapi tidak didasari passion terhadap industrinya itu sendiri, yang terjadi kita akan mudah stress dalam menghadapi tantangan dan halangan yang terjadi. Cepat merasa lelah dan ujung ujungnya frustasi.
Bisnis yang hanya meniru atau fotokopi dari usaha yang sudah dilihat sukses belum tentu menghasilkan kesuksesan yang sama karena kita pastinya berbeda latar belakang pengalaman dan skill yang dipunyai.
Ada beberapa usaha yang sangat tergantung dengan lokasi. Terkadang bisnis yang sama tapi hasil sangat berbeda hanya ditentukan masalah lokasi. Lokasi kerumunan ( crowd ) sangat dibutuhkan dalam menentukan keberhasilan dalam bidang bisnis tertentu, misalkan bisnis kuliner, toko, bengkel, cucian kendaraan dll.
Karakter dan sifat pebisnis juga sangat menentukan. Terkadang kita tidak siap dan bisa jadi bukan tipe orang yang mampu mendelegasikan tanggung jawab terhadap karyawan kita. Sifat yang cenderung merasa mampu menangani semua bidang dalam usaha merupakan salah satu faktor kegagalan.
Misalkan….Kita mendirikan restoran tanpa mempunyai keahlian sendiri dalam mengolah makanan yang dijadikan unggulan usaha kita, semestinya kita harus merekrut chef atau juru masak yang mumpuni, terkadang kita tidak puas dengan apa yang tidak kita kuasai. Misalkan lagi…usaha bengkel….kita sendiri kurang puas dengan kinerja teknisi yang kita rekrut karena hanya faktor kesempurnaan yang bersifat subyektif tanpa mengetahui cara mengelola SDMnya.
Hati-hati juga dengan bisnis yang bersifat momentum. Sebagai pemain baru, sah-sah saja jika kita ingin terjun ke dalam usaha yang sedang marak dengan mengharapkan keuntungan karena permintaan yang sedang booming. Misalkan saat terjadi pandemi covid seperti yang baru saja kita alami, sebagai pemain baru pastinya tergiur untuk menyediakan apapun yang menjadi kebutuhan yang sifatnya momentum.
Seperti kebutuhan bahan sanitizer, perlengkapan kesehatan dan jasa pengendalian virus. Banyak bermunculan pengusaha-pengusaha baru yang bimsalabim jadi ahli dalam membuat sanitizer dan membuat masker. Dapat kita tebak pada saat terjadi booming supai dan permintaan sudah tidak berkembang atau cenderung turun, sang pemain baru juga tidak bisa berkembang juga usahanya. Timbulah stagnan dan karena kurangnya inovasi dan kreasi akhirnya hilang dengan sendirinya.
Sebagai pengusaha baru yang dirasa sudah bisa melihat kecerahan dalam usahanya biasanya muncul permasalahan setelah melibatkan keluarga, teman maupun kerabat untuk menjadi bagian dari usaha kita. Jika bisa bekerja profesional mungkin tidak akan menjadi masalah. Yang terjadi adalah…..banyak sekali yang justru menghambat kelangsungan proses usaha yang sudah berjalan.
Faktor tidak enak hati, kecemburuan dan sikap menyepelekan karena dirasa sebagai orang terdekat dari owner akan menjadi polemik yang ngeri ngeri sedap juga. Hal terparahnya biasanya masalah keuangan yang dipegang oleh anggota keluarga maupun kerabat akan menimbulkan masalah yang sensitif jika terjadi kekeliruan. Bisa jadi menjadi kekeliruan yang untouchable hehe.
Memasuki pasar kebutuhan seperti : Sandang, Pangan, Papan, Kesehatan, Pendidikan, Transportasi, IT, Entertainment, Kecantikan dan Kesehatan membutuhkan strategi yang jelas, inovatif dan matang.
Karena ada 3 segmen yang penting untuk diketahui, ada istilah kelas atas, menengah dan bawah, Pasar atas lebih kearah gengsi ( proud ) tepat gundan dan branded, kelas menengah lebih kearah kualitas produk dan jaminannya, sedangkan kelas bawah harus fokus pada harga ( penentuan pricing yang tepat ).
Untuk itu tetaplah semangat dan berhati hati dalam mengawali suatu usaha. Tingkatkan motivasi pada diri sendiri dan selalu berdoa.