Pekerja Atau Pengusaha…?

Ketika orang lulus dari sekolah atau kuliah, maka ia pasti mempunyai pengetahuan untuk menjadi bekal bekerja (mencari kerja) atau berwirausaha.  Setelah ia bekerja, maka ia belajar ilmu untuk terampil dalam bekerja dari suatu bidang pekerjaan.  Bagaimana bila untuk naik karir ..!?  Ia harus belajar untuk meraih prestasi, gigih, bekerja dengan giat dan tekun lalu belajar bagaimana menjalin hubungan (Relation Ship) dengan atasan dan kolega hingga ia bisa ‘menjual’ ide, konsep dan hasil kerjanya untuk berhasrat dipromosikan dalam kenaikan jabatan.  Setelah ia menjadi Supervisor, maka tak lelah untuk belajar ilmu-ilmu yang lain, seperti bagaimana proses produksi, memotivasi bawahan, mengetahui ‘flow bisnis’ dan sebagainya. Tujuannya untuk jadi manajer.  Bila ia jadi manajer, dia harus belajar tentang keuangan, marketing, berfikir kreatif & inovatif, lalu berusaha mengatasi kesulitan untuk diambil manfaatnya yaitu Inspirasi.  Ketika ia naik menjadi Direktur, maka dirinya harus bias membawa perusahaan meraih profit laba dan pertumbuhan penjualan yang cuku besar, posisinya aman dan menjadi kaya.  Apakah seorang yang menapak hari tuanya butuh satu ilmu saja yang ia bawa setelah lulus ?  Tentu saja tidak, seorang Direktur harus bisa merangkai ilmu-ilmu dari sekolah dan ilmu-ilmu yang ia dapatkan dari pengalaman kerja, karena pengalaman bekerja walau resikonya ditanggung oleh perusahaan, tetapi ia mendapatkan gaji atas kontribusinya (100% kontribusinya dan sekian prosen untuk gaji juga overhead).  Oleh sebab itu bekerja itu butuh kemampuan untuk merangkai ilmu-ilmu yang ia punya, informasi, ketrampilan, keahlian dan hal-hal yang ia punyai seperti jaringan untuk dimanfaatkan dengan kreatifitas berfikir atau motivasinya agar bias menghasilkan suatu nilai tambah berupa kontribusi keuangan baginya dan bagi perusahaan.  Benang merah itulah yang disebut sebagai ilmu Kewirausahaan  Organisasi (Entrepreneurship), dan bila ia membangun sebuah bisnis dengan mengangkat dirinya menjadi seorang Eksekutif itu disebut Entrepreneurship.  Jadi tidak ada bedanya bukan, antara meniti karir dalam bekerja dan membangun sebuah bisnis . ..!?

Semua membutuhkan ilmu kewirausahaan. Sebuah ilmu untuk mencari nafkah dan menciptakan pekerjaan buat dirinya, orang lain dan lingkungannya.  Apakah profesi Anda posisi sedang bekerja atau tidak, belum mempunyai pekerjaan sudah pasti membutuhkan ilmu kewirausahaan untuk maju, berkembang dan sukses mewujudkan impiannya.  Lalu apa bedanya bila ditinjau dari pendapatan dan waktu yang ditempuhnya ..!?

Sudah pasti perbandingannya adalah Linier vs Eksponensial. Anda ingin tahu .!?

Jadi pengusaha itu pendapatannya Eksponensial, cenderung monoton naik sampai tak terhingga, bisa jadi monoton menurun. Bentuk grafik lengkung. Sedangkan Linier adalah berbentuk garis lurus, kecapatan naik berdasarkan kemiringan garis, bisa dikatakan stabil walaupun membutuhkan waktu yang lebih lama.

Bekerja dan Berwirausaha sudah pasti sama-sama mencari nafkah, tapi ada yang membedakan dari keduanya, yaitu hasil yang didapat, seberapa leluasa ia bekerja, kenyamanannya, keamanannya dan nilai yang bisa ia dapat dari hasil kerjanya. Menjadi pekerja itu memang nampaknya nyaman di awal, yaitu dapat gaji bulanan,income pasti, pekerjaan sudah pasti dan tidak berisiko ( kata siapa ?, bila tidak bisa bagus kinerjanya juga risikonya dipecat dan tidak dapat income/gaji bukan ..!? )

Namun bagaimana di akhir-akhir perjalanan pekerjaan Anda .!?  apakah yang lain akan naik karir hingga menjadi Top Eksekutif atau minimal jadi manager .?! atau mungkin kariernya stagnan sehingga mau keluar juga tanggung, mau terus tapi frustasi dan stress .!?  Menjadi pengusaha juga merupakan sekoci (Alternatif) kapal kehidupan Anda bila tiba-tiba karir anda tidak naik, sudah bosan, frustasi, stress atau jenis pekerjaannya tidak cocok buat Anda .!?

Jadi pengusaha itu memang harus kerja keras di 1-3 tahun di awal membangun organisasi bisnis. Harus investasi waktu, biaya, mental, tenaga dan mungkin di olok-olok oleh teman atau keluarga. Namun bila setelah 3 tahun usaha dan mulai nampakpeningkatan penjualan serta terus tumbuh maka grafiknya Eksponensial, sedangkan bekerja memang linier (lurus) dengan kenaikan sesuai laju inflasi serta pertumbuhan kinerja perusahaan.  Kenaikan jabatan juga ada nilai tambahnya, tapi bila dibandingkan dengan penghasilan seorang pengusaha, maka anda bisa melihatnya di grafik  … wow, sungguh perbedaan yang signifikan bukan ..!?

Menjadi pengusaha itu tidak nyaman di awal-awal usahanya, tapi Aman di akhir. Sedangkan menjadi pekerja itu nyaman-nyaman saja bekerja tapi tidak aman diakhirnya. Apalagi menjadi pengusaha itu seperti menanam sebuah pohon, bisa dari biji, bila modalnya kecil, setinggi 1 m dengan membeli yang sudah tumbuh bila punya modal cukup atau membeli yang sudah berbuah (investor) bila anda punya modal besar bahkan kita bisa beli cangkokannya (Franchise) bila kita ingin cepat berbuah serta langsung tanam dengan biaya yang tidak sedikit. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa itu seperti pohon, bila telah berbuah sekalipun Anda tidur bisnis tersebut terus memproduksi buah (profit) buat Anda bukan ..?!

Hakekat orang yang disebut sukses & kaya adalah bila ia tidur tapi tiap jamnya dibayar, dalam arti uang masuk kedalam rekening anda. Seperti di ibaratkan sebuah bisnis itu pohon yang tumbuh dan berbuah, maka sekalipun Anda tidur maka pohon itu terus bekerja, berproduksi, keluar bunga dan berbuah buat anda ..!!  Sekalipun Anda pergi ke luar negeri, tidak bekerja selama 24 jam.  Bagaimana bila anda sedang menjadi pekerja, apakah itu bisa terjadi ..! Jawabnya sulit bukan ..!?, Hebatnya menjadi seorang Entrepreneur yang bisa melakukan itu semua. Walaupun anda sudah tua dan tidak mampu bekerja lagi karena fisik sudah lemah tetapi ‘bisnis pohon’ anda bisa di wariskan pada anak cucu anda atau bisa dijual untuk jaminan masa tua anda ..!

Berbisnis itu ‘Life for Legacy ..!’