1. LEO GERSTENZANG-Q-TIPS (Penemu Merk Pembersih Telinga-Q Tips)
la sering melihat istrinya menemui kesulitan saat ia ingin membersihkan kotoran di telinga anaknya. Lalu, ia mengambil tusuk gigi dan dipotong di masing-masing ujungnya, kemudian dibalut dengan kain wol. Bila dipikir, kejadian di atas sudah sempurna, sehingga cukuplah hanya sampai di situ prosesnya, bukan? Pola pikir logic (otak kiri) berkata, “Iya kan, masalah membersihkan kotoran di telinga anak saya sudah selesai, bukan?”
Tetapi, tidak bagi Leo G. Ia berpikir bahwa itu “tidak sempurna”! Saat ia melihat kejadian tersebut berkali-kali dan banyak tetangga memintanya, ia berpikir beda. Ini sebuah inspirasi, yang akan memunculkan suatu ide bisnis. Lalu, dibuatlah pembersih telinga dari plastik yang lembut dan halus yang dibalut dengan kain kapas, sehingga produk itu mempunyai hak paten, yaitu Q-tips-pembersih telinga.
“Jangan melihat apa yang Anda lihat sekarang, tetapi lihatlah di balik itu. Apa yang bisa kita tarik kesimpulannya, dan bagaimana kita mengatasinya?
2. KING C. GILLETE (Penemu Pisau Cukur Gillete)
Gagasan pisau cukur yang aman terjadi begitu saja, yaitu ketika King C. ingin membersihkan kumis dan jenggotnya yang tebal. Perhatikan : Peluang itu timbul di sekeliling kita! . Pada suatu pagi, ia sedang mencukur jenggot dan kumisnya dengan alat yang biasa dia pakai. Betapa kecewanya ia, karena alat itu sudah tumpul, berkarat, berat, dan mahal. Kekecewaannya membuahkan inspirasi, diawali dari berpikir “ketidaksempurnaan”, sehingga muncullah ide : Dia berpikir bahwa bagaimana kalau dirinya membuat pisau cukur yang habis pakai dibuang, mudah diganti, tidak berkarat (berarti stainless steel) dan harganya terjangkau. Maka muncullah Gillete Razor yang “disposable”.
“Kekecewaan bila terlalu banyak dapat mendatangkan inspirasi.”
3. RALPH SCHNEIDER (Pendiri DINERS CLUB)
Ralph Snheider mempunyai hobi makan malam di luar, dan dia tidak pernah menyangka apabila hobinya akan menciptakan inspirasi bisnis yang mendunia. Ketika dia sering keluar malam untuk berjalan-jalan mencari udara segar, dia beristirahat melepas lelah sambil mencari kafe di sekeliling rumahnya. Namun, kebiasaan buruknya adalah lupa membawa dompet. Ralp Snheider sering lupa bahwa saat berganti baju, dompetnya tidak diambil kembali (terbawa). Karena Ralph Snheider sudah cukup kenal dengan pemilik kafe tersebut, maka dia boleh berutang sehari. Tetapi anehnya, banyak orang yang meng alami nasib yang serupa. Satu hari, dua hari, dan begitu seringnya hal itu terjadi. Timbullah inspirasi dalam dirinya bahwa (orang yang kreatif akan berpikir “opposite”) kejadian ini pasti ada maknanya. Lalu, dia membuat Dinners Club, yang berfungsi untuk mengganti terlebih dahulu biaya makan di restoran mana pun. Dinners Club yang membayar biayanya, dan orang kemudian menggantinya ditambah dengan bunganya. Simpel bukan untuk menemukan peluang? Yang sulit itu berpikir berbeda dan selalu melihat “ketidaksempurnaan”.
Kebiasaan akan menciptakan pengetahuan (bisnis) dan hobi Anda akan menjadi cikal bakal sebuah inspirasi bisnis.
4. FRED SMITH (Pendiri FEDEX)
Start form something imposible to make it come true.
Zaman dahulu di Amerika, pengiriman menggunakan pos selalu memakan waktu 2 hingga 7 hari dan baru sampai ke tempat tujuan. Pengirim selalu mengeluh saat dia membutuhkan barang tersebut (biasanya makanan) harus sampai tidak boleh lebih dari 24 jam karena makanannya bisa membusuk, atau jika barang itu sangat penting. Bahkan, jika yang dikirim uang, uang itu harus sampai sehari karena diperlukan sekali oleh saudara, orangtua, dan lain-lain untuk membayar sewa rumah. Kejadian demi kejadian sampai pada telinga Fred Smith, sehingga dia berkeinginan (bukan hanya bermimpi lagi) untuk mewujudkan pengiriman semalam. Maka munculah FedEX dengan “Over-night Delivery Expressnya”, dan dikuti TNT (today, tomorrow).
Keluhan yang bertubi-tubi menciptakan inspirasi bisnis. Jangan melihat masalahnya, tetapi apa yang ada di belakangnya. Kesulitan dan inspirasi itu seperti tubuh dan bayangan orang, jadi jangan lihat badannya, tetapi bayangannya.
5. DEWITT DAN LILA WALLACE (Pendiri READERS DIGEST)
Keinginan orang itu banyak, tetapi peluangnya satu. Diawali dengan kegemaran membacanya, Dewitt dan Lila Wallace sering membaca surat kabar. Karena tuntutan pekerjaan, mereka harus membaca sebanyak mungkin. Tetapi, mereka sering kelelahan dan terlalu banyak yang harus mereka baca, dan setiap surat kabar atau majalah itu hanya mengandung satu atau dua hal yang menarik. Lalu, di saat mereka sedang merenung karena terlalu lelah membaca setiap koran dan majalah tersebut, mereka berpikir “opposite” yaitu: “Bagaimana kalau semua orang ingin membaca seluruh informasi, tetapi tidak mau membeli semua surat kabar dan majalah tersebut? Atau, dia tidak tahu bahwa ada yang menarik dari surat kabar atau majalah tersebut karena kesulitan distribusinya? Berarti Publisher mempunyai kesulitan distribusi dan membutuhkan pasar juga, sedang pasar juga membutuhkan semua informasi yang menarik, tetapi tidak mau membeli seluruh surat kabar, karena mahal harganya (biaya besar).” Inspirasi muncul karena Anda berpikir otak kanan, lalu otak kiri dan seterusnya seperti arus bolak-balik (AC), yaitu Adversity Quetient, sehingga muncullah ide bisnis membuat majalah yang isinya intisari yang bagus-bagus dan menarik serta penting untuk dibaca orang. Itulah “Readers Digest”
Peluang muncul karena Supply dan Demand tidak menyatu.
6. STEVEN PAUL JACOBS ( Pendiri Apple Inc.)
Saat IBM berhasil menciptakan komputer “Main Frame”nya, dunia begitu kagum, dan ini merupakan penciptaan yang sensasional. Hanya ada satu kata yang muncul, “Incredible” dan “Perfection”. Saat itu komputer Main Frame begitu sempurna, sehingga banyak pekerjaan yang rumit- rumit dan membutuhkan proses yang panjang bisa diselesaikan oleh IBM dengan komputer Main Framenya. Karena begitu sempurnanya sebuah produk, masyarakat terjebak oleh “logikanya” yaitu bahwa tidak mungkin ada yang mengalahkan produk tersebut.
Tetapi, tidak untuk Steven Jobs. Dia berpikir, “Apanya yang sempurna? Produk ini begitu tidak simpel, tidak bisa dibawa-bawa, dan tidak semua orang bisa memilikinya?” Stephen Jacobs menggunakan teori ketidaksempurnaannya untuk mengatasi keinginan orang-orang memiliki komputer pribadi yang “portable”.
Maka dengan segala daya, dia menciptakan sebuah produk eklusif dari Steven Jobs. Begitu gemparnya dunia dengan inspirasi yang jenius munculnya yaitu “Apple-PC” (Portable Computer). Seolah-olah sesuatu yang tidak mungkin untuk diganti bisa diwujudkan oleh Steven Jobs. Luar biasa! Begitu dahsyatnya teori ketidaksempurnaan.
Kapal Titanic begitu besar, indah, dan megah. Bahkan, orang berkata bahwa kapal itu tak mungkin tenggelam. Namun, yang terjadi malah sebaliknya.
7. GEORGE EASTMAN ( Penemu Kamera-KODAK)
Saat mimpi telah terwujud janganlah berpuas diri, di situlah sebenarnya awal dari inovasi selanjutnya, maka ketidaksempurnaan terjadi seperti air mengalir. Sewaktu muncul inovasi baru, yaitu kamera dengan tripot yang canggih (saat itu) rasanya kita bisa mengabadikan kejadian-kejadian penting, tidak seperti sebelumnya, di mana kita hanya bercerita dan anak-anak hanya bisa membayangkan. Orang bermimpi ada alat yang bisa mengabadikan momen-momen penting. Lalu, munculnya kamera tripod yang membuat dunia terbuka, awal dari sebuah generasi kamera, yaitu dokumentasi.
Tetapi, mimpi itu berlanjut. Mereka kesulitan untuk membawanya ke mana mereka pergi, karena berat, tidak fleksibel, membutuhkan ruang lebih besar saat dibawa di kapal (transportasi saat itu), dan tidak simpel. George Eastman berpikir “beda” bahwa dia berpikir tidak sama dengan apa yang semua orang pikirkan (sudah cukup puas dengan apa yang ada). Lalu, terciptalah KODAK, kamera yang bisa di bawa ke mana-mana. Inilah cikal bakal era dokumentasi, yang mungkin di tahun -tahun yang akan datang bisa bernasib sama seperti yang lain, akan tergeser oleh perubahan teknologi seperti handphone yang dilengkapi kamera, di mana sekarang terjadi kita bisa berbicara sambil melihat orang yang diajak berbicara.
Jangan pernah puas dengan apa yang Anda lihat, bila Anda ingin menjadi Smart Entrepreneur.
Demikian contoh 7 Pebisnis Dunia yang berhasil menemukan peluang emasnya dan mampu mewujudkan mimpinya dengan melihat dari sisi ketidaksempurnaan yang terjadi pada masanya.