Melanjutkan pada artikel sebelumnya ( Dasar Berpikir Kreatif ), mengenai Prinsip dalam The basic of creativity thinking :
PRINSIP 2 : THE INOVATION THEORY
Teori ini berlandasakan pada sesuatu yang tidak mungkin ( imposible ) diwujudkan menjadi sesuatu yang mungkin terjadi ( posible ). Dasar pemikirannya adalah dari sesuatu yang tidak ada, tidak akan ada, tidak ada jalan keluar, tidak mungkin, tidak bisa diperbaiki selanjutnya dengan sentuhan riset, pengembangan, inovasi dan kreativitas akan menghasilkan sesuatu yang spektakuler, sensasional, luarbiasa, penemuan baru, solutif dan mencengangkan..!!!
Sebagian besar penemu dunia mengacu kepada konsep “Inovation Theory”, yang berpikir bahwa sesuatu yang tidak mungkin, tidak terpecahkan, dan tidak bisa terselesaikan akan menjadi mungkin bagi mereka, tentunya dengan usaha yang tidak kenal menyerah. Akan jadi apa dunia ini jika tidak ada inovator-inovator hebat. seperti Thomas Alfa Edison, yang membuat riset dan mencari kawat yang tahan panas hingga membuat percobaan sebanyak 2.000 kali, Graham Bell dengan teleponnya, Marconi dengan radionya, dan masih banyak lagi orang yang sensasional dan spektakuler penemuannya di abad ke-18 hingga abad ke-20.
Seorang smart entrepreneur, yang mengetahui bahwa teori ini jalah landasan untuk menemukan suatu ide bisnis dan peluang, mulai berpikir dari sesuatu yang tidak mungkin untuk dibuat menjadi mungkin dan spektakuler. Seperti yang telah disampaikan pada Bagian I, memang butuh sedikit nyleneh dan agak aneh tidak seperti umumnya pola pikir orang…tapi itulah yang menjadi sumber inspirasi seorang entrepreneur.
PRINSIP 3: THINK MORE DETAIL!
Untuk memperkuat konsep kreativitas Anda, perlu Anda ketahui bahwa dalam “Inovation Theory”, terkandung prinsip “Think more detail”, yang antara lain sebagai berikut:
1. Ubahlah pola kebiasaan Anda, misalnya jika dalam kehidupan sehari-hari Anda melihat sesuatu itu biasanya begini, maka ubahlah dengan kebiasaan yang baru. Bagaimana hasilnya? Apa kesulitannya?
Contoh :
- Jika Anda di dalam melihat selalu dari depan, cobalah untuk melihatnya dari samping, belakang, bawah atau atas, dan lebih dekat serta teliti.
- Ketika Anda melihat televisi dan mendengar radio, cobalah untuk lebih detail. Apa dan bagaimana Anda melihat? Nyamankah? Posisinya? Lihatlah juga orang yang bukan pemeran utamanya.
- Ketika Anda makan dan minum, apakah ada yang kurang? Atau, tidak terpenuhi dan mengalami kesulitan?
2. Di dalam melihat, janganlah secara visual, tetapi secara detailnya.
Contoh :
- Ketika Anda melihat lukisan, cobalah melihat coretan-coretannya, guratan, sapuan kuasnya, dan pancaran wamanya, dan Anda akan menemukan sisi yang menarik di sana.
- Bila Anda melihat proses, cobalah melihat mulai dari sisi awal hingga akhirnya, dari cara mengerjakan hingga metodenya, dan seterusnya.
- Ketika Anda melihat produk, lihatlah dari sisi pembuatannya, sisi pencampuran, sisi bahan baku, dan sisi pengerjaannya.Prinsip ini sangat baik digunakan oleh entrepreneur di dalam menguasai pasar dan seluk beluk bisnis (AKU, BISNIS, dan PASAR). Oleh karena itu, Anda harus mengetahui prinsip ini.
3. Amatilah film bukan dari tokohnya, melainkan dari pendukungnya misalnya editing, sudut pengambilan gambar, pencahayaan dan lain-lain.
4. Kunjungilah tempat, toko, pameran dagang, even atau eksibision. Jangan lihat ramainya, bisingnya, hebatnya, atau secara visualnya. Cobalah untuk berpikir, apa yang ia tawarkan, industri mana yang baru, produk baru, inovasi baru. pasar yang baru, atau pemain baru. Pasti ada sesuatu di sana yang bisa Anda gali untuk mendapatkan ide-ide bisnis yang akan memberi Anda peluang emas.
PRINSIP KE-4: BE A PERFECTION RESULT
Prinsip yang keempat ini akan membuat Anda lebih kreatif lagi di dalam menciptakan peluang. Prinsip ini bisa membuat Anda lebih bekerja dengan keras dan dituntut untuk lebih dari sekadar puas, karena Anda tidak mengenal hasil yang biasa-biasa saja dan tidak cepat puas diri. Jika Anda ingin menerapkan prinsip ini, selalulah berpikir dan berprinsip “Pasti ada jalan keluarnya”, atau “Kesulitan ini bersifat sementara, hanya saya yang belum tahu saja”.
PRINSIP KE-5: IT’S MUST BE ANY SOLUTION
Prinsip ini hampir sama dengan prinsip sebelumnya, hanya berbeda pada hasil akhirnya. Prinsip ini hanya berpikir untuk men- cari solusinya saja, sedangkan yang sebelumnya ialah kesempur- naan dari hasilnya. Sebagai contoh :
a. Gantilah kata “tetapi” dengan “dan”
“Saya ingin pergi dengan mobil, tetapi saya ingin tiduran.” Gantilah menjadi, “Saya ingin pergi dengan mobil dan saya ingin tiduran.” Ada tidak yang memberikan produk seperti itu? Di sinilah Anda akan menemukan peluang.
b. Amatilah kesulitan Anda dan masalah yang terjadi. Tempatkan diri Anda di posisi luar (sebagai penonton), lalu cobalah untuk memperhatikan masalah tersebut dan pecahkanlah. Lalu, kembalilah masuk ke dalamnya untuk menemukan ide pemecahannya.
Bersambung pada Artikel : Cara Mendapatkan Peluang dari Kesulitan