Dalam lingkungan masyarakat, banyak persoalan-persoalan yang sering terjadi. Tidak hanya terjadi di kota-kota besar akan tetapi juga terjadi di kota kota kecil bahkan daerah yang terpencil. Dalam menangani masalah persoalan yang terjadi tersebut tidak hanya menjadi tugas aparat dan instansi terkait akan tetapi menjadi tugas kita bersama. Berikut ini adalah beberapa contoh persoalan yang sering muncul di lingkungan masyarakat :
- Konflik antar individu
Konflik pribadi, perselisihan pendapat, perbedaan kepentingan, atau masalah interpersonal dapat menyebabkan konflik antarindividu dalam lingkungan masyarakat. Hal ini dapat berdampak negatif pada hubungan antarwarga dan mempengaruhi iklim sosial secara keseluruhan.
Ada beberapa faktor pemicu konflik antarindividu yang dapat mempengaruhi timbulnya perselisihan atau pertentangan antara orang-orang. Penting untuk diingat bahwa faktor-faktor ini dapat saling berinteraksi dan tidak semua konflik antarindividu disebabkan oleh satu faktor tunggal. Kompleksitas dan konteks situasional juga perlu diperhatikan dalam memahami konflik antarindividu.
1.1. Komunikasi dan interpertasi. Paling sering ditemui adalah perbedaan persepsi. Individu memiliki cara pandang yang unik terhadap situasi dan peristiwa. Perbedaan persepsi ini dapat menyebabkan ketidaksepakatan dan konflik antara individu-individu. Demikian juga terjadi pada perbedaan tujuan dan nilai-nilai. Ketika individu-individu memiliki tujuan dan nilai-nilai yang berbeda, terkadang sulit untuk mencapai kesepakatan atau kompromi. Perbedaan ini dapat memicu konflik antarindividu. Ketidakcocokan komunikasi dan salah pengertian, komunikasi yang buruk, atau kurangnya komunikasi yang efektif dapat menyebabkan ketegangan dan konflik antarindividu. Misinterpretasi pesan atau kegagalan untuk menyampaikan pesan dengan jelas dapat memicu konflik.
1.2. Kompetisi sumber daya. Ketika sumber daya yang terbatas, seperti uang, kekuasaan, atau perhatian, menjadi objek persaingan, individu-individu merasa bersaing untuk mendapatkan sumber daya. Perbedaan kepentingan Individu-individu memiliki kepentingan yang berbeda-beda dalam situasi tertentu. Ketika kepentingan individu bertentangan atau saling bersaing, konflik antarindividu dapat timbul.
1.3. Ketidaksetaraan kekuasaan menimbulkan perasaan ketidakadilan atau ketidaksetaraan dalam hubungan kekuasaan antara individu-individu. Ketidaksetaraan dalam distribusi kekuasaan dapat memicu rasa frustrasi dan ketidakpuasan yang memicu menyebabkan konflik.
1.4. Perbedaan budaya, agama, atau latar belakang sosial dapat menyebabkan perbedaan nilai-nilai dan norma-norma yang dianut oleh individu. Konflik dapat muncul ketika perbedaan ini tidak dipahami atau dihargai. Mungkin hanya didasari masalah sederhana tetapi berakibat sangat besar. Trauma atau pengalaman negatif masa lalu seseorang dapat mempengaruhi interaksi dan perilaku mereka di masa sekarang. Emosi yang tidak diselesaikan kadang menimbulakan dendam yang tersimpan sehingga dapat memicu konflik dengan individu lain.
- Masalah kemiskinan
Ketimpangan sosial dan ekonomi sering kali menghasilkan masalah kemiskinan di dalam masyarakat. Kurangnya akses terhadap pendidikan, pekerjaan yang layak, perumahan yang layak, dan pelayanan kesehatan dapat menyebabkan ketidaksetaraan dan kesulitan ekonomi bagi sebagian warga masyarakat. Kemiskinan tidak hanya dipahami sebagai ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani hidupnya secara bermartabat. Hak-hak dasar yang diakui secara umum meliputi terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam, dan lingkungan hidup, dan rasa aman dari perlakuan atau ancaman kekerasan.
Pesatnya perkembangan kota, khususnya di negara berkembang, diperparah seiring peningkatan urbanisasi, telah menghasilkan terjadinya ledakan di kota-kota besar. Perkembangan kota-kota yang dipengaruhi oleh proses terjadinya urbanisasi yang dapat dilihat berdasarkan aspek demografi, ekonomi, dan sosial. Berkaitan dengan aspek demografi, pertumbuhan penduduk di perkotaan ini disebabkan oleh pertumbuhan alami penduduk maupun migrasi penduduk. Hal ini ditandai dengan perkembangan sepuluh kota besar dengan populasi 10 juta atau lebih pada tahun 1990 dan pada tahun 2014, terdapat 28 kota besar yang menampung sekitar 453 juta penduduk (Bappenas, 2021). Pembangunan berkelanjutan tidak akan mungkin terjadi kecuali dengan perubahan signifikan yang dilakukan dalam perancangan dan pengelolaan kawasan perkotaan secara berkelanjutan.
Selain itu, perkembangan tersebut juga disebabkan oleh adanya perubahan ekonomi yang dapat dilihat dari adanya pergeseran lapangan pekerjaan dari sektor pertanian ke sektor non pertanian, seperti perdagangan dan industri. berdasarkan aspek sosial, perkembangan, wilayah perkotaan dapat dilihat dari adanya perubahan pola pikir dan gaya hidup masyarakatnya . Wilayah perkotaan yang semakin tumbuh dan berkembang juga menyebabkan berkembangnya heterogenitas yang menunjukkan perbedaan sosial penduduknya (Mc Gee, 1995).
- Kekerasan dan kejahatan
Kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan jalanan, perampokan, pencurian, atau kejahatan lainnya merupakan masalah serius dalam lingkungan masyarakat. Ketidakamanan dan perasaan takut dapat mengganggu kualitas hidup warga dan mempengaruhi stabilitas sosial.
Ada dua faktor yang memengaruhi munculnya tindakan kejahatan, yaitu :
3.1. Faktor internal, antara lain kondisi kejiwaaan seseorang, tingkat pendidikan seseorang, dan kedudukan seseorang dalam masyarakat.
3.2 Faktor ekternal berhubungan dengan faktor ekonomi (perubahan harga, kemiskinan, pengangguran, urbanisasi) dan faktor agama (kurangnya pemahaman tentang agama). Pada dasarnya, masalah sosial seperti tindakan kejahatan dapat membawa dampak buruk bagi kehidupan masyarakat. Dampak tersebut dapat berupa dampak ekonomis dan dampak psikologis. Selain itu, adanya tindakan kejahatan juga menghambat terwujudnya kesejahteraan dan menghambat terpenuhinya kebutuhan pokok masyarakat.
Adapun tindakan kejahatan dapat dikelompokkan berdasar obyeknya seperti tersebut dibawah ini :
- Kejahatan kekerasan terhadap orang (violent personal crime) Contoh kejahatan kekerasan terhadap orang adalah pembunuhan, penganiayaan, dan pemerkosaan.
- Kejahatan harta benda karena kesempatan (occational property crime) Contoh kejahatan harta benda karena kesempatan adalah pencurian kendaraan bermotor, pencurian di toko-toko besar, pencurian di mesin ATM, dan sebagainya.
- Kejahatan karena kedudukan atau jabatan (occupational crime) Contoh kejahatan karena kedudukan atau jabatan adalah kejahatan kerah putih (white collar crime), seperti korupsi.
- Kejahatan politik (political crime) Contoh kejahatan politik adalah pemberontakan, spionase, sabotase, dan perang gerilya.
- Kejahatan terhadap ketertiban umum (public order crime) Kejahatan jenis ini disebut juga sebagai kejahatan tanpa korban (victimless crimes). Contoh kejahatan terhadap ketertiban umum adalah pemabukan, gelandangan, perjudian, dan wanita melacurkan diri.
- Kejahatan konvensional (conventional crime) Contoh kejahatan konvensional adalah perampokan, penggarongan, dan pencurian kecil-kecilan.
- Kejahatan terorganisir (organized crime) Contoh kejahatan terorganisir adalah pemerasan, perdagangan wanita untuk pelacuran, perdagangan obat bius, perdagangan narkoba, perdagangan minuman keras ilegal, dan sebagainya.
- Kejahatan yang dilakukan sebagai profesi (professional crime) Contoh kejahatan yang dilakukan sebagai profesi adalah pemalsuan dan pencopetan.
- Masalah lingkungan
Polusi udara, pencemaran air, deforestasi, dan kerusakan lingkungan lainnya adalah masalah yang sering terjadi dalam masyarakat. Kehidupan yang tidak ramah lingkungan dapat berdampak negatif pada kesehatan warga dan ekosistem di sekitarny. Secara garis besar pencemaran udara disebabkan dua jenis yaitu polutan partikulat yang muncul dari kegiatan industri, transportasi, hingga kebakaran hutan. Dan jenis yang kedua disebabkan oleh gas, seperti CO dari pembakaran tidak sempurna, SO2 dari bahan bakar yang mengandung sulfur, NOx dari bahan bakar yang dibakar dengan oksigen udara, O3.
- Asap Pabrik
Sumber pencemaran udara yang pertama adalah asap pabrik, apalagi asap hasil dari pengolahan berbagai zat tersebut dikeluarkan dalam jumlah dan kuantitas yang banyak melalui cerobong asap yang sangat besar dan langsung ke udara. Kondisi ini yang kemudian membuat asap pabrik menjadi penyumbang terbesar gas karbon di udara. Selain mengganggu lingkungan sekitar, asap ini ikut meningkatkan risiko pemanasan global.
- Penambangan
Aktivitas penambangan juga dapat menyebabkan pencemaran udara. Terutama penampangan yang menggunakan alat berat. Sehingga ketika proses penambangan terjadi menyebabkan debu dan bahan-bahan kimia akan dilepaskan ke udara. Hal ini yang menyebabkan pencemaran udara. Jika proses penambangan dilakukan secara besar-besaran, maka pencemaran udaranya juga bisa terjadi demikian besarnya.
- Kendaraan bermotor
Asap kendaraan bermotor menjadi penyumbang terbesar bagi penyebab pencemaran udara. Apalagi jumlah pengguna kendaraan setiap tahun terus meningkat. Sehingga saat jalanan dipadati kendaraan kita bisa melihat kondisi udara yang berkabut akibat asap kendaraan.
- Pembakaran lahan
Penyebab pencemaran selanjutnya yaitu pembakaran lahan yang dilakukan besar-besaran. Asap yang dihasilkan dapat memicu pencemaran udara dan membahayakan kesehatan tubuh. Sejumlah daerah di Indonesia sering diserang asap kabut yang cukup tebal yang disebabkan oleh pembakaran lahan.
- Penggunaan listrik
Penggunaan listrik berlebihan juga dapat menjadi penyebab pencemaran udara karena produksi listrik di Indonesia masih mengandalkan batu bara yang menghasilkan limbah pada saat pembakaran pembangkit. Pembakaran yang tidak sempurna dan menyebabkan gas-gas berbahaya seperti gas sulfur dioksida, nitrogen oksida, karbon dioksida, dan partikulat. Gas-gas tersebut yang dapat menyebabkan pemanasan global dan membahayakan lingkungan.
- Limbah rumah tangga
Masih banyak yang belum menyadari bahwa limbah yang kita hasil setiap hari bisa menyebabkan pencemaran udara. Sebab, berbagai sampah dan limbah, seperti limbah plastik, kertas sering dibakar pada saat pemusnahannya dan pada tahap inilah pencemaran udara terjadi. Membakar limbah memang terbilang efektif mengurai sampah, tetapi di sisi lain bisa memicu pencemaran udara juga.
Contoh lainnya seperti banjir. Meskipun masuk ke dalam kategori bencana alam, tetapi salah satu faktor penyebab banjir juga berhubungan dengan manusia. Banjir yang disebabkan karena manusia bisa terjadi karena seringnya membuang sampah ke sungai. Selain itu, kurangnya daerah resapan air untuk menampung air dengan volume yang banyak. Permasalahan ini sangat berdampak pada keberlangsungan hidup masyarakat. Meskipun terkadang perilaku manusia lah yang menyebabkan banjir terjadi. Akan tetapi, kehadiran banjir tersebut adalah situasi yang tidak diinginkan oleh manusia. Banjir membawa dampak pencemaran air serta kerusakan lingkungan dan kesehatan warga.
- Diskriminasi dan ketidakadilan
Diskriminasi berdasarkan ras, agama, jenis kelamin, orientasi seksual, atau latar belakang sosial masih menjadi persoalan dalam banyak masyarakat. Ketidakadilan sistemik dan perlakuan tidak setara dapat merusak hubungan antarwarga dan membatasi potensi individu. Ketidakadilan dalam perlakuan juga membuat suatu ketimpangan sosial di masyarakat yang akan berdampak pada pewarisan perlakuan tersebut secara terus-menerus.
Diskriminasi dan ketidakadilan merujuk pada perlakuan yang tidak adil atau tidak setara terhadap individu atau kelompok berdasarkan faktor-faktor seperti ras, etnisitas, agama, jenis kelamin, orientasi seksual, usia, atau disabilitas. Diskriminasi dapat terjadi dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, perumahan, akses ke layanan kesehatan, dan sistem hukum.
Diskriminasi sering kali melanggar hak asasi manusia dan prinsip-prinsip keadilan. Ketidakadilan dapat terjadi ketika sistem atau kebijakan memberikan perlakuan yang tidak setara atau tidak adil kepada individu atau kelompok tertentu. Ini dapat mengakibatkan kesenjangan sosial, ekonomi, dan politik yang signifikan antara kelompok-kelompok tersebut.
Contoh-contoh diskriminasi dan ketidakadilan termasuk penggajian yang tidak adil berdasarkan jenis kelamin atau ras, segregasi rasial dalam perumahan, akses terbatas terhadap pendidikan berkualitas bagi kelompok tertentu, atau penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak berwenang terhadap kelompok minoritas.
Upaya telah dilakukan di berbagai negara dan tingkat internasional untuk mengatasi diskriminasi dan ketidakadilan. Undang-undang antidiskriminasi telah diberlakukan di banyak negara untuk melindungi hak-hak individu dan mencegah diskriminasi dalam berbagai bidang. Organisasi dan lembaga internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa juga berperan dalam mempromosikan kesetaraan dan mengatasi diskriminasi melalui berbagai inisiatif dan program.
Penting untuk melawan diskriminasi dan ketidakadilan di semua bidang kehidupan dan memastikan bahwa hak-hak semua individu dihormati. Hal ini memerlukan kesadaran, pendidikan, dan kolaborasi dari masyarakat, pemerintah, dan lembaga-lembaga terkait untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif.
- Kurangnya pendidikan dan kesadaran
Kurangnya pendidikan formal atau kesadaran yang rendah tentang isu-isu penting seperti kesehatan, hak asasi manusia, keberlanjutan, atau partisipasi politik dapat membatasi perkembangan dan kemajuan sosial dalam masyarakat.
Kesadaran akan pendidikan di Indonesia masih sangat rendah, khususnya pada masyarakat daerah yang terpencil. Memang sangat disayangkan sekali. Di tengah era globalisasi dan modernisasi, semakin
canggihnya teknologi masih banyak masyarakat yang kurang menghargai bagaimana pentingnya pendidikan. Karena orang yang berpendidikan tinggi tidak akan mempunyai pemikiran-pemikiran yang sempit mengenai masa depan, mereka berorientasi dengan masa depannya. Orang yang berpendidikan juga akan hidup dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Mereka tahu apa yang akan dilakukan dengan masa depannya, tidak akan menyerah atau pasrah dengan keadaan. Sebaliknya, Orang-orang atau orang tua yang mempunyai jalan pikiran sempit yang menganggap pendidikan tidak penting, mengakibatkan anak-anak mereka yang tidak mengenyam pendidikan akan menjadi beban bagi masyarakat. Ada beberapa persoalan objektif yang membuat masyarakat cendrung tidak mementingkan pendidikan. Yang pertama ketidaktahuan akan pentingnya pendidikan bagi kelangsungan hidup.
- Pendidikan begitu penting untuk diberikan kepada anak sejak usia dini. Karena pendidikan akan mengantarkannya untuk masa depan yang lebih cerah dan diharapkan bisa membangun bangsa untuk lebih maju terutama untuk membantu membangun lebih maju desa tegallega dan pendidikan juga merupakan pondasi untuk menjadikan seorang anak tetap kokoh pada pendiriannya dan tidak mudah goyah dengan segala perbuatan negatif yang akan dihadapi jika dewasa kelak.
- Faktor Penyebab Rendahnya Kesadaran Terhadap Pendidikan Formal Orang-orang atau orang tua yang mempunyai jalan pikiran sempit yang menganggap pendidikan tidak penting, mengakibatkan anak-anak mereka yang tidak mengenyam pendidikan formal akan menjadi beban bagi masyarakat bahkan sering menjadi pengganggu ketentraman masyarakat. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya pendidikan atau pengalaman intelektualnya, serta tidak memiliki keterampilan yang menopang kehidupan sehari-hari.
- Upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pendidikan salah satunya yaitu dengan motivasi yang kuat dari anak dan dukungan dari pemerintahan.
- Ketidakadilan gender
Ketimpangan gender, seperti penghasilan yang tidak setara antara pria dan wanita, kekerasan berbasis gender, atau diskriminasi terhadap perempuan, masih menjadi masalah serius dalam masyarakat. Ini menghambat kemajuan sosial dan menghalangi potensi individu. Sebagai generasi penerus bangsa yang menginginkan perubahan yang lebih baik, maka perlu diketahui dan dipahami apa saja bentuk ketidakadilan gender di lingkungan sosial.
7.1 Subordinasi atau menomor duakan
Seseorang berhak meraih kesempatan yang sama dalam politik, ekonomi, sosial, pendidikan, jabatan dan karier. Memprioritaskan penyerahan jabatan kepada seorang laki-laki daripada perempuan yang juga memiliki kapabilitas yang sama adalah salah satu contoh ketidakadilan.
7.2 Stigma negatif yang melekat
Banyak stigma atau label yang melekat pada diri kita karena konstruksi sosial di masyarakat. Misalkan saja, perempuan harus bekerja pada ranah domestik, sedangkan laki-laki pada sektor publik. Anak laki-laki yang mudah menangis dianggap sebagai laki-laki yang lemah atau cengeng, bukannya dianggap sebagai ungkapan emosi yang wajar.
7.3 Perlakuan tindak kekerasan
Seseorang yang diperlakukan kasar bukan dianggap sebagai subjek, tetapi objek yang wajar dijadikan pelampiasan. Telah banyak kasus yang tercatat bahwa perempuan sering dijadikan objek kekerasan oleh laki-laki yang tidak bertanggung jawab. Tindakan tersebut terjadi karena masih ada anggapan kuasa dan superioritas laki-laki terhadap perempuan.
7.4 Beban ganda yang dipaksakan
Biasanya sering terjadi dalam ranah rumah tangga, perempuan yang berkarier di luar harus mengurus urusan domestik juga tanpa bantuan siapapun. Pembagian kerja tanpa kesepakatan seperti ini masih sering dialamatkan kepada perempuan sebagai korbannya. Bukannya malah saling membantu, ada pula laki-laki atau suami yang tidak membantu urusan rumah tangganya sendiri. Sedangkan laki-laki tersebut bisa jadi tidak banyak bekerja dan hanya bersantai saja.
7.5 Marginalisasi terhadap perempuan
Atau masih ada anggapan suatu profesi yang dilakoni perempuan adalah lebih cocok yang berjabatan rendah dan tidak terlalu tinggi. Alasan pandangan tersebut adalah laki-laki akan menjadi tersingkirkan dan merasa direndahkan pula. Padahal akar permasalahan yang memang salah adalah penyebab kuatnya budaya patriarki.
Persoalan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat dapat berbeda-beda tergantung pada konteks sosial, ekonomi, budaya, dan politik di suatu negara atau wilayah. Perlu pencermatan dan langkah tindak lanjut untuk mengatasi persoalan dan masalah yang timbul di lingkungan masyarakat.