Jika kalian adalah kelompok usia diatas 40 tahun ( tahun 2023 ) pasti pernah mendengar atau fans dengan lagu lagu hits kelompok vokal Tanah Air yang legendaris. Yaa ternyata.. Boyband dan girlband di kancah musik Indonesia memang sempat ramai di tahun 80an akhir hingga tahun 90an. Beberapa di antaranya sudah menjadi legenda alias terkubur akan teteapi terkadang masih terdengar lagu lagu mereka hingga saat ini. Beberapa grup vokal sudah tak terdengar lagi suaranya di kancah musik nasinoal. Bahkan kabar berita dari eksistensi mereka juga tidak terliput oleh media lagi. Namun demikian anda pasti masih menyimpan cerita nostalgia cerita cinta masa lalu ketika mendengar lagu hits dari mereka. Okey langsung lanjut kembali kita simak flashback untuk menyegarkan kenangan indah masa lalu dengan boyband dan girlband 90an asli Indonesia.
PROJECT – P
Mungkin ada yang gak setuju kalau Project-P disebut boyband, tapi semua pasti setuju kalau mereka disebut grup musik terpopuler pada saat itu. P Projet merupakan kependekan dari Padhyangan Parodi Jenaka. Anggota kelompok ini dari tahun ke tahun datang dan pergi, karena memang tidak ada aturan yang jelas untuk jadi anggota selain sebagai seorang mahasiswa atau mahasiswi. Beberapa personel tetap memperkuat sekaligus menjadi tulang punggung organisasi tersebut. Kelompok yang digawangi Iszur Muchtar yang mulai aktif di Padhyangan sejak tahun 1984 Kemudian disusul Denny Chandra, Daan Aria, Joe, Iang Darmawan, Wawan Hanura dan Denden Herman yang aktif pada tahun 1986. Setelah Denden Herman bergabung pada tahun 1994, mereka pun memberanikan diri membuat album rekaman lagu-lagu komedi plesetan alias parodi.
Lagu-lagu Project-P biasanya merupakan parodi dari karya-karya hits boyband luar negeri. Misalnya saja Antrilah di Loket (I Can Treat You Like That) dan Nasib Anak Kost (That’s the Way Love Goes). Sebagian besar anggota Padhyangan, Iszur Muchtar, Denny Chandra, Daan Aria, Joehana, Tika Panggabean, Iang Darmawan, Wawan Hanura dan lain-lain, sepakat mengembangkan bakat mereka ke bidang hiburan yang lebih profesional. Maka mereka pun memutuskan untuk berpisah. Setelah perpecahan, anggota yang ingin mengembangkan karier di dunia hiburan membentuk regenerasi P-Project pada 4 Desember 1994. Untuk tetap mempertahankan eksistensinya di dunia hiburan khususnya di bidang komedi, P-Project telah melakukan regenerasi sejak dini dengan membuat sebuah kelompok baru yang diberi nama Project-Pop. Rata-rata member Project-P melanjutkan karir mereka sebagai komedian, presenter bahkan ada juga sebagai aktor.
TRIO LIBELS
Memulai karier sejak 1989, Trio Libels meraih masa jaya di era 90an. Trio Libels adalah salah satu pelopor grup vokal dengan format boyband di tanah air. Selain bersuara merdu, lagu-lagu mereka juga catchy, ikonik bahkan setelah dua dekade berlalu. Sebut saja tembang-tembang hits seperti Gadisku, Aku Suka Kamu dan Jangan Kau Pergi. Mengoleksi 7 album, grup yang dikenal berkat lagu Gadisku ini memutuskan bubar pada 1996, dengan album terakhir bertajuk Cinta Pertama. Para personal Trio Libels adalah Yanni Djunaedi, Ronny Sianturi dan Edwin Manansang berasal dari SMA Negeri 15 Jakarta, dan oleh karena itu nama grup mereka dinamai “Li-Bels” dari kata Lima Belas. Sayangnya pada tahun 2015 Yani harus berpulang ke hadirat Yang Maha Kuasa karena sakit serangan jantung. Ronny sendiri masih eksis sebagai presenter, sementara Edwin berprofensi sebagai PNS.
Trio Libels – Jerat Jerat Cinta (1991)
COVER BOY (COBOY)
COBOY terbentuk pada tahun 1991 dan beranggotakan Ponco, Gilbert, Ali dan Ferry. Sebelum terbentuk menjadi grup vokal, mereka awalnya terbentuk untuk mengisi acara pemilihan cover girl di majalah yang sama tahun 1991. Seiringnya berjalannya waktu, setelah produser melihat penampilan mereka, justru mereka terpikir untuk mengubah format menjadi grup vokal. Waktu itu, Hanya menyisakan Ali dan Gilbert. Kemudian Ferry dan Ponco masuk, hingga akhirnya mereka sepakat memutuskan mengubah format menjadi boyband. Kalau sekarang boyband tanah air berkiblat pada negara Korea dan Jepang, tapi zaman dulu beberapa group boyband memang terpengaruh oleh trend boyband Amerika dan Inggris. Pengaruh ini bisa terlihat dalam ciri-ciri penampilan COBOY, dimana boyband Indonesia yang satu ini beranggotakan para cover boy alias model cowok sampul majalah. Cakep-cakep dan gagah layaknya NKOTB atau Take That yang juga lagi ngetren pada saat itu.
Coboy mengawali kariernya dengan merilis debut album pertama mereka, yang berjudul “Jangan Buang Waktu” dirilis pada Desember 1992. Coboy kembali merilis album kedua mereka, yang berjudul sesuai self titled mereka Coboy atau dikenal dengan nama album “Katakanlah” dirilis pada Mei 1994. Coboy kembali merilis album ketiga, yang berjudul “Biarkan Orang Bicara” dan “Percayalah” dirilis pada Oktober 1996. Ini mengantarkan Coboy sebagai pelopor pertama yang mempopulerkan tren boyband di Indonesia sekaligus menjadikan Coboy dikenal sebagai ikon boyband indonesia sepanjang masa hingga kini bersama Trio Libels dan Cool Colors. Coboy kembali merilis album keempat sesuai self titled mereka seperti judul album kedua mereka sebelumnya, yang berjudul “Coboy” dirilis pada Oktober 1997 merupakan album terakhir Ponco mengundurkan diri dari Coboy ditahun yang sama. Coboy kembali merilis album kelima, yang berjudul “Yang Terjadi” dirilis pada Juli 1998 merupakan album terakhir mereka sebelum mereka memutuskan untuk vakum di tahun 1999.
AB THREE
AB Three bukan girlband sembarangan pada masanya. Grup legendaris satu ini kelasnya sudah internasional dan berdiri sejak 1993. Selain lagu-lagu cantiknya dan merdu suaranya, salah satu ciri lagu mereka adalah easy listening, para personelnya juga bersuara emas dan jago dance. AB Three beranggotakan tiga perempuan muda yang sebelumnya sudah berkarier sebagai solois. Gak heran kalau mereka jadi salah satu grup populer dan paling menonjol di Era 90-an. Nama AB Three sendiri berasal dari Asia Bagus Three karena Lusy Rachmawati, Widi dan Nola adalah jebolan ajang pencarian bakat Asia Bagus. AB Three tergolong sebagai grup vokal yang unik karena mampu memenangkan berbagai ajang festival Internasional, seperti Golden Stag International Festival di Rumania 1994, Grand Prize Maxfest International di Macedonia 1994, dan Juara 3 Midnight Sun Song Festival di Finlandia 1995. Nama mereka kian melejit berkat dua album perdana, ‘Cintailah Aku’ (1995) dan ‘Kerinduanku’ (1996).
Pada 2001, Lusy memutuskan untuk hengkang dari AB Three. Hal tersebut sempat menghambat rencana AB Three untuk Go Internasional dan konser di berbagai negara Asia juga Eropa.
Masih ingin terus berkarier di industri musik, Widi dan Nola sepakat untuk mengangkat sang additional singer, Cynthia Lamusu, sebagai personel tetap menggantikan posisi Lusy.
Pada 2009, popularitas AB Three mulai dikalahkan oleh banyak grup vokal perempuan yang bermunculan. Untuk menghilangkan kesan era 90-an yang kuno, AB Three pun berganti nama menjadi Be3. Be3 mulai berhenti mengenakan pakaian yang nyeleneh dan kerap tampil dengan gaya yang glamor, kini mereka justru senang melakukan eksplorasi tak biasa untuk pakaian dan model rambut. Mereka beberapa kali mengenakan busana kebaya yang telah dimodifikasi dengan berbagai model kekinian. Hal itu dilakukan Be3 untuk menyesuaikan tema single terbaru bertajuk ‘Damai’ yang diciptakan oleh Guruh Soekarnoputra. Dengan memadukan busana tradisional dengan gaya modern, Be3 berharap muda-mudi Indonesia bisa semakin mencintai budaya Indonesia di tengah gerusan modernisasi zaman.
Be3 – Suaramu – live in Japan 1997
RIDA SITA DEWI (RSD)
Bisa dikatakan RSD adalah salah satu girlband Indonesia paling sukses pada era 90an. Tepatnya mereka dibentuk pada tahun 1994 di Bandung. Grup vokal RSD merilis album pertama “Antara Kita” pada tahun 1995. Mereka berhasil berkiprah bersama selama kurang lebih sembilan tahun sebelum akhirnya berpisah pada tahun 2003. Awalnya mereka berangkat dari hobi bernyanyi kemudian mereka berprofesi sebagai vokal latar (backing vocal) dari para musisi terkenal. Dan pada akhirnya mereka sepakat membentuk group vokal. Nama girlband ini diambil dari nama masing-masing membernya yaitu Rida Farida, Sita Nursanti, dan Dewi Lestari Simangunsong. Rida sekarang ini masih menjadi instruktur vokal, dan Sita menjadi penyiar dan aktris, sementara Dewi alias Dee sukses besar sebagai penulis novel dan pencipta lagu.
Rida Sita Dewi – Ketika Kau Jauh
WARNA
Warna juga sama seperti Lingua, lebih pantas disebut sebagai grup vokal. Lagu-lagu mereka sangat laris dan mampu mengukir memori. Warna terbentuk tahun 1994 atas prakarsa Tamam Husein, ayah Nina, yang ingin merealisasikan keinginan putri sulungnya untuk memiliki sebuah grup vokal. Tamam Husein lalu merekrut Dea dan Sarwana yang ditemuinya di Kontes Karaoke di PRJ Kemayoran tahun 1990. Disusul dengan Ria yang dia anggap mempunyai potensi besar. Tamam juga meminta Steven muridnya, yang andal dalam musik klasik untuk membantu aransemen pemecahan suara mereka sekaligus bergabung dalam grup vokal tersebut. Setelah dirasa cukup dalam memoles warna, Tamam akhirnya berani menampilkan mereka pada tahun 1997. Awalnya Warna tampil di kafe-kafe, kemudian perlahan merambah ke kompetisi internasional.
Warna terlebih dulu telah mencetak prestasi internasional sebelum diterima industri musik rekaman Indonesia. Setelah lagu ciptaan Steven “Haruskah” yang dinyanyikan Warna memperoleh Grand Prize “The Third Philipines International Song Writing Competition” bulan November 1997, baru Sony Music bersedia menerbitkan album rekaman vokal grup ini. Album debut warna adalah Dalam Hati Saja yang beredar Agustus 1998. Menyusul album kedua, Cinta dua tahun kemudian.
Sejak dibentuk pada tahun 1994, personil Warna dianggotai oleh Sarwana Thamrin, Steven Tamadji, Victoria Margareta, Ira Haryono dan Adsary Rugebregt. Sebelumnya juga ada nama Dea Mirella dan Nina Tamam sebagai membernya.
Akan tetapi grup vokal ini yang awalnya dibentuk oleh Nina Tamam namun malah dia keluar meninggalkan Warna pada tahun 2005.
Bersama personel formasi baru, Warna bertekad tampil dengan nuansa baru pula, yakni menampilkan image “Fresh, Friendly & Hip” dengan mengeluarkan album Warna With Friends (2006). Dalam lagu Kisah Terindah, single pertama mereka, Warna tampil total dalam lagu bercorak ballad musik pop karya garapan Yovie Widianto. Image “Fresh, Friendly & Hip” ini tercermin dalam lagu 50 Tahun Lagi ciptaan Dewiq dengan mengusung musik genre Disco Classic hasil karya arranger DJ Sumantri.
LINGUA
Jika kalian adalah para generasi 90-an pasti tahu dengan grup satu ini. Alih-alih digolongkan sebagai boyband atau girlband, Lingua lebih tepat disebut sebagai grup vokal. Lingua dibentuk pada tahun 1996 dengan 3 anggotanya, yaitu Frans Mohede, Amara, dan Arie Widiawan.
Grup ini berhasil menelurkan banyak lagu yang ngehits dan jadi nostalgia di masa sekarang. Sebut saja Bila Kuingat, Tak ‘kan Habis Cintaku, dan Jangan Kau Henti. Grup musik Lingua yang muncul dengan single “Bila Kuingat”, mungkin sangat terkenal pada tahun 1996. Dan sempat ‘tertidur’ selama 16 tahun usai mengeluarkan album kedua “Aku”. Setelah album kedua berhasil dirilis tahun 1999, akhirnya Lingua ‘istirahat’ dari jagat permusikan Indonesia. Kabarnya mereka comeback reunian lagi pada akhir tahun 2016 kemarin, Lingua kembali bangkit mengeluarkan album ketiganya yang bertajuk “Masih Bertahan”. Selama vakum Amara dan Frans Mohede meniti karir sebagai aktor sinetron, selain itu mereka berdua akhirnya menikah.
COOL COLORS
Pada tahun 1996 silam, kehadiran boyband Cool Colors pernah meramaikan dunia musik Tanah Air. Seluruh personel boyband ini memiliki paras yang tampan. Yakni Teuku Ryan, Ari Sihasale, dan Surya Saputra. Mengenang boyband lawas ini, Cool Colors yang kala tahun 1996 sangat tenar waktu itu. Salah satu single berjudul Tetaplah membuat nama Cool Colors booming. Sempat ditinggalkan oleh Teuku Ryan saat penggarapan album kedua berjudul ‘Satu Yang Pasti’. Soalnya, Teuku Ryan memutuskan akan terus fokus dengan karier aktingnya. Posisi Teuku Ryan digantikan oleh Ari Wibowo. Tak lagi bertiga, mereka menambah personel ke 4 yang baru yakni Yohandi Yahya. Seiring berjalannya waktu, nama boyband ini meredup. Tepatnya tahun 1994 Cool Colos didirikan dan tahun 2001 mulai meredup pamornya.
BENING
Bening mungkin hanya menghasilkan satu album, namun kehadiran mereka di belantika kancah musik Indonesia banyak meninggalkan kenangan mendalam. Girlband yang mulai populer pada tahun 1997 ini beranggotakan Vonny Cornelia, Dita, Vera, dan Dewi ini sempat jadi idola pada masanya.
Singel mereka yang paling populer adalah lagu ciptaan Yovie Widianto yakni Ada Cinta dan Jumpa Pertama. Grup ini pada awalnya bukan bernama Bening tetapi DV2 yang diambil dari huruf depan keempat nama personelnya. Grup Bening mulai jarang muncul sejak tahun 2000-an. Pada tahun 2010 mereka sempat menyatakan keinginan untuk kembali menyanyi, tetapi karena kesibukan rumah tangga mereka mengaku kesulitan untuk mengatur waktu. Sekarang ini rata-rata member bening sudah jadi ibu yang berbahagia.
M.E.
Band yang namanya merupakan kepanjangan dari eMbung Eleh alias “tidak mau kalah ini” sempat mencuri perhatian masyarakat pecinta musik pada tahun 1997. Bisa dibilang ME adalah boyband tandingan versi lokal untuk Backstreet Boys, Boyzone dan kawan-kawan yang tengah naik daun di luar negeri sana.
Hits mereka yang berjudul Inikah Cinta tetap jadi hits legendaris bahkan hingga saat ini. Salah satu lagi hits pada era itu seperti Inikah Cinta. Boyband yang beranggotakan Denny Saba, Didan Fitrasakti, Iravan Mirza, Ferry Iskandar dan Widi ini tidak berumur panjang namun tetap menjadi salah satu group yang membekas dalam kenangan lagu lagu era 90-an.
FBI
Ini bukan kepanjangan Federal Bureau Investigation milik Pemerintah Amerika Serikat lho, namun Fajar Baru Indonesia. Boyband FBI dibentuk pada tahun 1999 yang digawangi oleh Roy Jordy, Arya Weda dan Indra Bekti ini sempat mewarnai industri musik tanah air. Lagu andalan mereka adalah remake lagu hits Khatulistiwa dari Chrisye. Selain itu ada juga sih lagu lain seperti Cintai Aku dan Pungguk Merindukan Bulan yang mereka keluarkan dalam satu satunya album mereka. Akan tetapi pada tahun 2003 boyband ini resmi membubarkan diri. Sosok Indra Bekti malah jauh lebih sukses sebagai presenter hingga saat ini, sementara Roy Jordy sendiri sukses jadi bintang serial-serial aktion garapan Genta Buana.
3 BIDADARI
Apa jadinya jikalau tiga diva paling bersinar pada zamannya bersatu dalam sebuah grup vokal.?? Pada tahun 1999, Yuni membentuk girl group 3 Bidadari. Grup ini hanya sempat menelurkan single dalam album kompilasi Kidung yang dirilis pada tahun tersebut. Member Group 3 Bidadari ini terdiri dari Paramitha Rusady, Desy Ratnasari dan Yuni Shara. Selain cantik ketiganya sudah tidak perlu diragukan lagi dari segi popularitas dan keindahan lantunan merdu mereka di dunia tarik suaranya. Grup ini hanya sempat menelurkan single dalam album kompilasi Kidung yang dirilis pada tahun 1999 tersebut. Lagu Kidung remix dari Chrisye, yang merupakan remake dari karya Chrisye sempat menarik perhatian para penikmat musik tanah air. Sayangnya 3 Bidadari gak bertahan lama karena kesibukan aktifitas dari para membernya. Sebelum ini Paramitha juga pernah tergabung dengan trio vokal Tiga Dara, yang di dalamnya ada Ita Purnamasari dan Silvana Herman.
Itulah beberapa nama group boyband dan girlband yang sangat hit pada eranya. Semoga sekelumit ulasan tadi mampu menggugah kenagan nostalgia masa lalu saat membaca soal boyband dan girlband Indonesia legendaris di tahun 90-an. Mereka rata-rata sudah mampu menghasilkan musik yang tak lekang oleh waktu, meski grupnya sudah gak ada namun gaung alunan karya mereka masih sering terdengar.
Feel the Rythem, Follow Your Heart and Makeup Your Mind