Bila Anda ingin pergi ke suatu tempat setelah Anda keluar dari rumah, apa yang Anda pikirkan? Hambatan atau kegagalan? Atau apakah Anda sampai dengan selamat di tempat tujuan? Yang pasti, di antara langkah awal dan langkah akhir terdapat hambatan dan kegagalan yang berdiri berderet dengan jumlah yang banyak, sehingga Anda sering menggunakan kata-kata klise, seperti “jangan-jangan”, “jika”, “kalau”, dan sebagainya. Untuk itu, kita harus tetap berfokus dan totalitas di dalam melangkah untuk mencapai tujuan dan cita-cita kita sendiri.
Apakah Anda pernah melihat teropong? Bila Anda melihat sesuatu, fokus teropong akan membuat tujuan Anda tampak jelas, dan hambatan akan tampak buram. Namun, bila Anda tidak fokus, yang tampak adalah hambatan dan sasaran akan tampak buram karena berada di belakang hambatan itu. Jadi, hanya ada satu kata, FOKUS. Tetaplah memilikinya.
Ketika Anda tetap berpegang teguh pada pendirian Anda, berkatalah, “Saya bisa” dan yakinlah bahwa Anda memang bisa. Lakukanlah hal ini berulang-ulang hingga Anda sampai pada tujuan Anda dan pasanglah motivator itu di setiap sudut rumah. Itulah fokus.
Agar Anda tidak berubah pikiran atau menengok ke belakang, terjunlah secara total dengan penuh kecintaan. Bisnis itu membutuhkan konsentrasi yang penuh, dan karena hampir 80% waktu Anda akan Anda pergunakan untuk berkutat dengan bisnis Anda, maka hanya ada satu syarat di dalam memulai sebuah bisnis, yaitu mencintai bisnis itu. Jika Anda mencintai bisnis Anda, maka di dalam mengerjakannya, Anda akan melakukannya dengan senang hati dan bukan dengan beban yang berat. Berfokuslah, bekerjalah secara total dan cintailah bisnis Anda, dan Anda akan mendapatkan bahwa kesuksesan itu berada di dapan mata Anda. Jika sudah begitu, hanya ada satu strategi yang Anda butuhkan, yaitu “bertahan”.
BERTAHAN ADALAH SATU KATA UNTUK SUKSES SEBAGAI ENTREPRENEUR
Ada banyak pebisnis muda atau pemula yang gugur pada awal-awal tahun pertama dan kedua bisnisnya. Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki determinasi yang tinggi, yaitu keteguhan hati. Untuk tetap memiliki keteguhan hati, Anda memerlukan ketahanan mental untuk tetap bertahan di dalam menghadapi gempuran-gempuran cobaan yang datang secara beruntun, bahkan terkadang seperti tidak ada habisnya, tidak berujung. Jadikanlah cobaan itu anak tangga, di mana bila Anda ingin ke lantai di atasnya, Anda harus melewati anak tangga itu, tidak terkecuali!
Bila Anda tetap bertahan di tengah gempuran yang terus datang dengan selalu tetap memanage risiko yang akan terjadi seminimal mungkin, maka hanya ada satu hasil akhir, yaitu berhasil, tinggal butuh waktu.
Kuncinya ialah :
- Jangan pernah berhenti mencoba dan tentunya dengan mempelajari pengalaman.
- Janganlah selalu mendengar perkataan orang yang mendemotivasi Anda.
- Milikilah determinasi yang tinggi.
- Fokus dan cintailah pekerjaan tersebut, karena 80% waktu Anda Anda habiskan dengan pekerjaan Anda.
Memulai menjadi entrepreneur memang harus dengan mimpi, tetapi tanpa kekuatan, Anda hanyalah pemimpi.
Banyak orang ingin berwirausaha. Namun, mereka terkadang berhenti di tengah jalan, atau bahkan mundur sebelum memulainya. Mereka tidak tahu bagaimana caranya, atau takut mengalami kegagalan, takut jatuh miskin, takut dibodoh-bodohin, takut kehabisan modal dan takut keluar dari “zona nyaman” (malas). Yang pasti ialah bahwa mereka memiliki “ketakutan” yang besar yang menggelayuti kepala mereka.
Menurut kami pribadi, yang membedakan seorang entrepreneur dengan orang biasa atau orang lain adalah bahwa seorang entrepreneur ialah seorang yang :
- Pandai mengelola ketakutannya. Seorang smart entrepreneur pandai mengelola ketakutannya untuk membangkitkan keberanian dan kepercayaan dirinya dalam menghadapi suatu risiko (Risk Manager, bukan Risk Taker).
- Mempunyai “iris mata” yang berbeda dengan yang lain. Dalam hal ini, iris mata itu adalah cara seseorang memandang sesuatu (masalah, kesulitan, perubahan, diri sendiri, lingkungan, trend dan kejadian) untuk memunculkan kreativitasnya agar tercipta ide-ide, gagasan, konsep dan mimpinya, lalu mencoba untuk meningkatkan nilai (added value).
- Pemasar sejati atau penjual yang ulung. Tanpa skill ini, Anda akan memulai dengan lebih berat dan membutuhkan lebih banyak waktu. Skill ini akan mempermudah Anda dalam membangun bisnis Anda, mengakselerasi kecepatan pertumbuhan bisnis Anda, dan mengurangi ketergantungan modal yang besar.
- Melawan arus dan menyukai tantangan baru Seorang smart entrepreneur cenderung tidak suka mengikuti arus tengah orang atau terperangkap di dalam kehidupan yang monoton (sempuma). Dia selalu tidak bisa diam, berpikir dan terus arus berpikir. Dia adalah “creative and smart worker”.
- Highly determination (mempunyai keteguhan hati yang tinggi). Dalam hal ini, perbedaan seorang entrepreneur sejati dengan entrepreneur yang biasa-biasa saja adalah dalam hal durability, firm, dan determination. Keteguhan hati itu membuat orang berbeda didalam memandang suatu kegagalan. Bagi kami, kegagalan itu tidak ada, yang ada kami lihat hanyalah sebuah rintangan besar, sangat besar atau kecil. Mengapa? Marilah kita melihat arti dari kegagalan. Kegagalan adalah persepsi orang yang merasa buntu dan tidak tahu apa yang harus ia lakukan dan cenderung tidak ingin berusaha untuk mencari jalan keluar/pemecahannya. Kegagalan bukanlah ujung dari perjalanan.
- Tidak mudah puas dengan pencapaian hasil dan selalu mencari yang terbaik (perfectionist). Seorang smart entrepreneur diharapkan mampu memberikan apa yang lebih baik lagi bagi pelanggan. Seorang yang perfectionist itu seperti pisau bermata dua. Yang pertama ialah bahwa ia berdampak untuk berusaha mencapai yang terbaik dan memberikan yang terbaik. Dan yang kedua, ia berdampak buruk bagi dirinya sendiri bila ia tidak mampu menanggung senjata kesempurnaan dirinya dan pikirannya sehingga berakibat fatal, seperti frustrasi dan putus asa. Ubahlah itu menjadi kekuatan Anda.
Terkadang kita cenderung memvonis diri kita bahwa kita sudah “gagal”. Sebetulnya kita tidak gagal, tetapi :
- Kehilangan langkah selanjutnya.
- Bahwa itu bukanlah jalan yang harus kita lakukan atau ambil, cobalah mundur dan melihat dari sisi lain (lihatlah dari sisi yang berbeda) sehingga kita akan menemukan jalan lain yang menolong kita untuk berubah lebih baik lagi.
- Bahwa persiapan kita untuk mengantisipasi risiko tidak sebanding dengan yang terjadi (tidak “proaktif”).
- Rintangan… Apa yang kita anggap sebagai sebuah kegagalan adalah sebuah rintangan. Kita diberi sinyal bahwa : hal itu bukanlah jalan yang baik bagi kita. Rintangan itu mungkin berkata, “Langkahi dulu saya (kegagalan), dan Anda baru bisa lewat untuk melanjutkan perjalanan Anda”.
- Kita kehabisan “napas”, dalam arti bingung atau kekurangan modal stirahatlah dahulu (berhemat dan mengatur siasat) dan bertahanlah, sambil mempersiapkan tenaga yang lebih baik lagi.
6. Tidak menerima apa yang ada di depannya dan selalu mencari yang terbaik (perfectionist)
Seorang smart entrepreneur diharapkan mampu memberikan apa yang lebih baik lagi bagi pelanggan. Seorang yang perfectionist itu seperti pisau bermata dua. Yang pertama ialah bahwa ia ber- dampak untuk berusaha mencapai yang terbaik dan memberikan yang terbaik. Dan yang kedua, ia berdampak buruk bagi dirinya sendiri bila ia tidak mampu menanggung senjata kesempurnaan dirinya dan pikirannya sehingga berakibat fatal, seperti frustrasi dan putus asa. Ubahlah itu menjadi kekuatan Anda.
Sukses selalu buat Anda. Terima kasih.